Boni, seorang sales baju gamis datang ke rumah Bapak Amir. Memperkenalkan diri kepada tuan rumah dengan semangat, setelah ngobrol 5 menit dengan Pak Amir, Boni menawarkan baju gamis kepada Pak Amir, menjelaskan kualitas, manfaat, value, sampai pada harga promo khusus Pak Amir.
Setelah menjelaskan panjang lebar, Boni diam sesaat mengharapkan jawaban ‘YES, aku beli sepaket!’ dari Pak Amir
Ternyata, tidak sesuai bayangan Boni, Pak Amir menjawab “Nggak mas, belum butuh, kapan-kapan aja ya”
Muka manis Boni seketika berubah masam
“Oh iya, siap. Terima Kasih Pak” kata Boni sembari pamitan. Karena itu adalah penolakan yang ke-7 pada hari yang sama
Dari cerita ini, kita bisa mengambil pelajaran
Bahwa
* Pak Amir mungkin bukanlah target market yang tepat buat produknya Boni
* Pak Amir belum mengenal Boni lebih dekat, mungkin Pak Amir butuh, tapi masih ragu
* Boni belum melakukan riset mendalam tentang Pak Amir, sehingga produk atau harga yang ditawarkan belum tepat sasaran
* Cara jualan Boni mungkin tidak cocok untuk Pak Amir
Oleh karena itu,
Jualan apapun, produk apapun, kenali dulu target market Anda siapa. Sedetail-detailnya. Jika Anda jual baju gamis, siapa kira-kira yang butuh dengan baju gamis? Cowok + Muslim? Itu saja belum cukup. Anda perlu lebih menyempitkan lagi target market. Misal, Cowok + Muslim, Umur 24-35tahun, Sudah Menikah, Suka mendengar pengajian dari Ust A, B, C, dll
Setelah itu, baru sesuaikan cara jualan, buat konten yang kira-kira menarik target market Anda, berusaha sebanyak-banyaknya terhubung dengan target market, berusaha agar mereka benar-benar kenal Anda sebagai penjual gamis yang terpercaya.
Jadi, jika ada yang nolak penawaran Anda, bukan salah produknya, karena produk hanyalah produk, objek yang tak bernyawa 😃